My online history
Kali ini saya ingin mengingat-ingat lagi perjalanan online saya selama ini, mungkin banyak yang sudah lupa (nah tuh… makanya ditulis :P), tapi garis besarnya mungkin masih ada. Dengan mengingat perjalanan yang pernah dilalui, seseorang mungkin terbantu untuk memahami seperti apa dia dulu, dimana dia sekarang, akan kemana arah perjalanan berikutnya.
Perjalanan online yang saya maksud disini adalah titik-titik penting persentuhan saya dengan hal-hal yang berbau IT, komputer, dan internet. Semoga bisa singkat tapi tetap menyisakan hal-hal yang perlu diingat. Kisah ini dimulai pada sekitar awal tahun 1990-an.
1. Perjumpaan pertama
Di awal tahun 90-an PC/komputer adalah barang yang mewah, fungsi dan peranannya di pengguna pribadi juga belum membudaya dan signifikan. Di SMA kebetulan ada ekstra kurikuler komputer, di situ saya mulai utak-utik komputer. Yah, dengan aplikasi standar waktu itu deh : MS-DOS, WordStar, Lotus (di tahun 1990 itu yang paling populer). Data biasanya disimpan di floppy disk yg ukuran 5.25 inch, yg biasanya akan jamuran kalau kelamaan ngga dipakai (hehehe… ). Agak exciting juga waktu kakak yang kuliah di UGM mendapat pinjaman PC dan dibawa ke rumah. Nah PC ini lumayan lebih canggih karena sudah pakai harddisk dan mouse. Di dalamnya ada aplikasi WordPerfect yang terlihat jauh lebih canggih dari WordStar, tapi saya sih lebih sering memakainya untuk bermain game Digger dan Pac Man hehehe…
Fig.1 Tampilan game Digger (from games-here.com)
2. Hurray, I have a PC ! (Masa-masa sebelum mengenal internet)
Waktu kuliah di Bandung, seiring dengan semakin berkembangnya teknologi dan pemakaian PC, karena lingkungan (teman, kampus, tugas, dll) banyak melibatkan komputer, akhirnya bisa memiliki PC pertamaku. Dulu populer dengan istilah PC jangkrik (sebagai lawan makna dari PC branded) yang di masa sebelum krismon harganya cukup miring bagi kalangan mahasiswa. Spec-nya kalau ngga lupa adalah 486DX2/66MHz, 16 MB RAM, 256 kB VGA Card, lupa ukuran Hard disk-nya berapa , CD-ROM speed 2x. Jangan dibandingin sama PC jaman sekarang ya, itu dulu sudah spec top 😀
Fig.2 Prosesor AMD486 DX2 (from Wikipedia.org)
PC itu sering menjadi korban penganiayaan eh maksudnya eksperimen berbagai hal. Setup/install OS atau aplikasi, bongkar pasang dan upgrade sana sini, dll adalah hal yang rutin. Pernah ada kelakar bahwa format hard disk dan install ulang adalah hobi rutin, sedangkan PC yang utuh/ngga diutak-atik berarti kurang useful. Saat PC antar kamar di kost disambung dengan kabel network dan ada teman (kakak adik jurusan Elektro dan Informatika) membeli modem dial-up, saat itulah interconnection dimulai. Eits tapi tunggu dulu, karena saat itu belum familiar internet, jadi awalnya modem bukan untuk connect ke internet, tapi ke BBS. Sudah lupa dulu penyedia Bulletin board system (BBS) dari mana, tapi dengan simple text mode dan layanan sangat sederhana sekalipun sudah cukup mencengangkan dan membuat begadang.
Fig.3 Contoh menu layanan BBS (from sourceforge.net)
3. Hello world
Di masa-masa awal internet berkembang di Indonesia, kampus universitas menjadi tempat dimana teknologi jaringan komputer dan internet digunakan. Di pertengahan sampai akhir tahun 90-an lab-lab di ITB mendadak merangkap menjadi asrama mahasiswa. Banyak mahasiswa yang membawa PC-nya, perlengkapan sehari-hari, bahkan kasur ke lab dan tidur di sana (maaf ya pak dosen, kami waktu itu memang agak ndeso hehehe.. ). Koneksi internet unlimited 24 jam, dedicated static IP (sehingga kita bisa bikin server sendiri), serunya nge-game bareng teman-teman adalah masa-masa yang benar-benar menyenangkan.
Kebanyakan server ITB menggunakan FreeBSD, tapi saya lebih merasa senang mencoba berbagai distro Linux. RedHat atau Mandrake adalah distro favorit. Compile kernel (waktu itu masih versi 2.0.26), setup httpd, install daemon dan bot IRC, adalah eksplorasi yang menyenangkan. Tak lupa biar eksis di jagad maya, kita juga buat banyak personal web di layanan gratis (semacam Geocities, Angelfire, Tripod), maupun di web server kampus. Sayang sepertinya halaman-halaman web itu sekarang sudah tak berbekas lagi. Masa-masa indah itupun harus saya tinggalkan saat masa mahasiswa berakhir.
4. Warnet, here I come
Di akhir 90-an/awal millenium warnet menjamur di mana-mana. Keluar masuk warnet untuk membandingkan layanan, aspek teknis, layanan, kecepatan, kenyamanan, harga, dll adalah aktivitas yang sangat menyenangkan bagi saya. Akhirnya setelah saya bekerja, bisa menabung dan setelah berdiskusi dengan kakak-kakak saya, kami mencoba juga membuka usaha warnet. Semua hal teknis kami lakukan sendiri, sejak beli PC di Mangga Dua, ulur dan crimping kabel UTP, setup koneksi, proxy, billing, dll. Waktu setup awal bahkan kami sampai begadang 2 hari, melelahkan tapi menyenangkan. Saya bahkan kadang menganggap warnet itu sebagai lab saya berikutnya.
Tapi beberapa tahun kemudian bisnis warnet semakin kurang menarik. Persaingan tidak sehat dengan perang harga, ancaman tindak kriminal dan sweeping, tuntutan investasi yang makin besar, membuat kami memutuskan menghentikan usaha itu. Hari-hari berikutnya, praktis hanya sesekali akses internet iseng dari rumah yang saya lakukan. Sejak jejaring media sosial Friendster mulai populer sampai layanan itu tutup, hingga menjamurnya Facebook dan Twitter saat ini.
5. Sekarang dan berikutnya
Beberapa tahun yang lalu, kami di rumah menyambungkan koneksi internet ke teman/tetangga yang menyediakan jasa wireless internet (dengan antena wajanbolic). Hal ini berjalan beberapa tahun hingga akhirnya tahun lalu kami mulai menggunakan koneksi 3G. Waktu itu koneksi internet di rumah kami pakai sebagai sarana bagi istri saya untuk berjualan online. Disini saya mulai tertantang lagi untuk utak-atik di depan PC. Register domain, sewa hosting, setup web server, online store, SEO activity, dll menjadi aktivitas menyenangkan bagi saya. Sampai momen-momen menggembirakan saat web store kami berhasil tampil di top rank Google untuk keyword produk yang kami jual. Sayang web itu kini tinggal kenangan. Tapi achievement-nya waktu itu cukup menyemangati kami bahwa jika kami berusaha sungguh-sungguh, pencapaian yang bagus bisa diraih.
One Response to “My online history”
By Lawnmower on Feb 3, 2012 | Reply
Good blogging!