Kakek tua penjual mainan, sebuah semangat dan konsistensi kerja yang luar biasa

Written on 14 January, 2012 – 1:59 pm | by bening |

Bagi yg tinggal di Cikarang Baru, entah sadar ataupun tidak mungkin pernah mengenali sosok kakek tua ini. Saya tidak tahu tepatnya berapa usia beliau, mungkin sudah di atas 80 tahun. Seingat saya, dalam beberapa bulan (atau mungkin tahun) ini, beliau sering terlihat berjalan di sekitar jalan dan ruko-ruko utama Cikarang Baru (Kedasih, Kasuari, Anggrek, Puspa) sambil menjajakan mainan-mainan sederhana yg kebanyakan terbuat dari kertas dan kayu. Bukan mainan yg istimewa, kebanyakan seperti kincir angin dari kertas, terompet, layang-layang dan jumlahnya pun tidak banyak, karena beliau tidak membawanya dengan sepeda atau gerobak, hanya memegangnya dengan kedua tangan dan berjalan kaki.

Entah karena memang tidak memerlukan barang yg ditawarkan atau karena melihat barang yg dijualpun biasa saja, biasanya saya tidak terlalu menaruh perhatian terhadap kehadiran beliau. Tapi pagi ini, pada pertemuan yg kesekian kalinya ada banyak tanda tanya yg terbersit di pikiran saya. Minggu pagi tadi, sekitar jam 7, sehabis melakukan lari pagi di Botanical Garden (sebuah fasilitas publik terbuka berupa taman yg memiliki jalur jalan aspal yg sering dipakai warga Cikarang Baru untuk menghirup udara segar) saya melihat lagi sosok beliau. Cuaca pagi tadi masih cukup dingin untuk ukuran Cikarang yg dipenuhi pabrik dan perumahan rapat. Pohon, rumput, dan tanah juga masih basah dari hujan tadi malam. Bahkan matahari pagipun tertutup mendung sejak terbitnya. Jadi bagi kebanyakan orang mungkin bersantai di rumah berteman minuman hangat atau kasur empuk, sepertinya menjadi pilihan yg lebih menggiurkan.

Di saat saya berjalan pulang menyusuri trotoar basah berlumut, saya berpapasan dg si kakek. Tidak ada pikiran apa2 waktu itu, tapi karena rumah masih cukup jauh sambil berjalan pikiran jadi bertanya2… sepagi ini, di sini, mau ke mana si kakek itu ya ? Melihat kondisinya yg sambil membawa barang dagangannya dan berjalan menuju tempat orang ramai berolahraga dan bermain, tidak diragukan lagi tentu beliau akan menjajakan lagi mainannya di sana. Semakin saya bertanya-tanya, semakin banyak hal menarik yg terpikirkan. Sepagi itu si kakek sudah di sini, jam berapa dia berangkat dari rumahnya ? Walaupun tidak tahu di mana rumah beliau, kalaupun rumahnya di desa terdekat, itupun perlu sebuah motivasi besar yg kebanyakan anak muda belum tentu mau menjalaninya. Itu juga kalau misalnya rumahnya dekat, karena dari beberapa contoh lain ternyata banyak pencari nafkah informal di sini yg rumahnya cukup jauh. Tukang cuci tetangga yg tiap hari pulang pergi, rumahnya di Karawang. Pernah juga menemui penjual kue semprong di depan ruko Anggrek rumahnya di Bekasi Barat, padahal dia naik sepeda. Dan masih ada pertanyaan2 lain yg mengernyitkan dahi tentang si kakek. Apakah si kakek punya keluarga (anak, cucu), apakah mainan yg dijual itu buatannya sendiri, kenapa bisa dia se-semangat itu, dll.

Memang tidak mudah untuk memahami. Mungkin juga dia melakukan itu semua karena dipaksa oleh keadaan. Tapi ada banyak hal yg cukup bisa dikagumi, setidaknya dlm benak saya. Pertama, di saat orang lain di hari tuanya (berharap) menikmati hasil jerih payahnya dulu atau dicukupi oleh keluarga (terutama anak), beliau dg konsisten mencari nafkah, bahkan dg pekerjaan yg masih mengandalkan fisik. Kedua, bagi beliau mungkin tidak ada istilah libur, weekend, jam kerja tetap, penghasilan pasti di atas UMR, dan lainnya, tapi banyak pekerja formal yg selama ini mendapatkan sesuatu yg lebih baik, banyak yg masih saja mengeluh (libur kurang, gaji kurang, fasilitas kurang… dan kurang-kurang yg lain). Ketiga… ah sudahlah, sepertinya semakin dilanjutkan hanya akan membuat saya malu, betapa kurang bersyukurnya, betapa banyak keinginan, betapa terlalu sering melihat ke atas diri ini. Terima kasih kakek atas pencerahannya, walaupun kakek tidak mengucap sepatah katapun pagi ini, tapi pertemuan sekilas tadi mengingatkan diri ini untuk lebih mensyukuri apa yg sudah diterima, untuk tidak terlalu sering melihat ke atas, untuk mengambil inspirasi dari semangat dan konsistensi kerja yang luar biasa.

Catatan Facebook pada 10-01-2010

Related Posts

Put your related posts code here

Post a Comment

About Me

Rakyat biasa yang ingin bermanfaat bagi orang lain. Belajar menjalani hidup sesuai perintah-Nya, berbagi hal yg positif, saling menasehati dalam kebaikan & kesabaran More

Want to subscribe?

 Subscribe in a reader Or, subscribe via email:
Enter your email address:  
Find entries :